Sukma, Mega, dan Rachma Satu Partai
Sukmawati Ingin Satu Partai dengan Mega dan Rachma
* Asfar : Sulit Terwujud
Dimuat di surya edisi Minggu (24/6/2007) hal 2/hal politik.
Denpasar - Surya
Sukmawati Soekarno mengatakan, dalam berperan
membangun Indonesia seutuhnya, anak-anak Bung Karno
idealnya dapat bersatu membentuk satu partai besar,
berlandaskan ajaran Marhaenisme. Tetapi ia juga
mengakui hal itu belum dapat terlaksana.
"Idealnya memang seperti itu, tetapi masing-masing
pribadi punya pertimbangan lain," ucap Sukmawati, saat
menjawab saran peserta Seminar Membahas Nilai-nilai
Marhaenisme dan Trisakti Bung Karno untuk Generasi
Muda Indonesia, di Denpasar, Bali, Sabtu (23/6).
Ia menambahkan, sejumlah partai yang dimotori
anak-anak Bung Karno sudah ada keinginan bersatu.
Menurutnya, pembicaraan ke arah itu telah dimulai,
seperti oleh PNI Marhaenisme (pimpinan Sukmawati),
Partai Pelopor (Rachmawati) dan PDIP (Megawati).
Hanya, pembicaraan anak-anak Bung Karno untuk bersatu
guna membentuk satu partai besar belum final. Karena,
kata Sukmawati, masih dibahas bagaimana bentuk gambar
lambang, nama partai dan lain sebagainya.
Kata Sukmawati seperti dikutip Antara, keinginan
bersatu partai-partai yang dimotori anak-anak Bung
Karno itu muncul terkait kemungkinan memenuhi
persyaratan perubahan undang-undang partai politik
baru nanti.
Dimintai tanggapan atas pernyataan Sukmawati tersebut,
analis politik dari Unair M Asfar menilai cita-cita
Sukmawati menyatukan keluarga Bung Karno dalam satu
partai akan dapat terwujud dalam konteks penyatuan ide
atau pemikiran Bung Karno. Tetapi, dalam konteks
politik sulit terwujud karena adanya konflik elit
politis yang terbawa sampai di tataran massa paling
bawah.
Tetapi, lanjut Asfar, idealnya memang putra-putri Bung
Karno harus bersatu dalam satu wadah partai, supaya
gagasan dan ide Bung Karno dapat menjadi kebijakan.
“Idealnya begitu, kalau mau menyatukan gagasan, ide
dan pemikiran Bung Karno,” ujarnya.
Kalau pun tidak dengan wadah satu partai, menurut
Asfar dapat menggunakan konteks koalisi, sehingga
suara partai yang berpegang pada ajaran Bung Karno
tidak terpecah-pecah. Saat ini jumlah partai
nasionalis dengan faham Marhainisme cukup banyak,
tetapi sebagian tercecer menjadi partai kecil-kecil
dan tak mendapat kursi.
“Kalau tertampung menjadi satu, suaranya akan menjadi
besar,” tegasnya. Jho
pengirim : juni anto
* Asfar : Sulit Terwujud
Dimuat di surya edisi Minggu (24/6/2007) hal 2/hal politik.
Denpasar - Surya
Sukmawati Soekarno mengatakan, dalam berperan
membangun Indonesia seutuhnya, anak-anak Bung Karno
idealnya dapat bersatu membentuk satu partai besar,
berlandaskan ajaran Marhaenisme. Tetapi ia juga
mengakui hal itu belum dapat terlaksana.
"Idealnya memang seperti itu, tetapi masing-masing
pribadi punya pertimbangan lain," ucap Sukmawati, saat
menjawab saran peserta Seminar Membahas Nilai-nilai
Marhaenisme dan Trisakti Bung Karno untuk Generasi
Muda Indonesia, di Denpasar, Bali, Sabtu (23/6).
Ia menambahkan, sejumlah partai yang dimotori
anak-anak Bung Karno sudah ada keinginan bersatu.
Menurutnya, pembicaraan ke arah itu telah dimulai,
seperti oleh PNI Marhaenisme (pimpinan Sukmawati),
Partai Pelopor (Rachmawati) dan PDIP (Megawati).
Hanya, pembicaraan anak-anak Bung Karno untuk bersatu
guna membentuk satu partai besar belum final. Karena,
kata Sukmawati, masih dibahas bagaimana bentuk gambar
lambang, nama partai dan lain sebagainya.
Kata Sukmawati seperti dikutip Antara, keinginan
bersatu partai-partai yang dimotori anak-anak Bung
Karno itu muncul terkait kemungkinan memenuhi
persyaratan perubahan undang-undang partai politik
baru nanti.
Dimintai tanggapan atas pernyataan Sukmawati tersebut,
analis politik dari Unair M Asfar menilai cita-cita
Sukmawati menyatukan keluarga Bung Karno dalam satu
partai akan dapat terwujud dalam konteks penyatuan ide
atau pemikiran Bung Karno. Tetapi, dalam konteks
politik sulit terwujud karena adanya konflik elit
politis yang terbawa sampai di tataran massa paling
bawah.
Tetapi, lanjut Asfar, idealnya memang putra-putri Bung
Karno harus bersatu dalam satu wadah partai, supaya
gagasan dan ide Bung Karno dapat menjadi kebijakan.
“Idealnya begitu, kalau mau menyatukan gagasan, ide
dan pemikiran Bung Karno,” ujarnya.
Kalau pun tidak dengan wadah satu partai, menurut
Asfar dapat menggunakan konteks koalisi, sehingga
suara partai yang berpegang pada ajaran Bung Karno
tidak terpecah-pecah. Saat ini jumlah partai
nasionalis dengan faham Marhainisme cukup banyak,
tetapi sebagian tercecer menjadi partai kecil-kecil
dan tak mendapat kursi.
“Kalau tertampung menjadi satu, suaranya akan menjadi
besar,” tegasnya. Jho
pengirim : juni anto
Labels: fakta
0 Comments:
Post a Comment
<< Home