WEBSITE PDI PERJUANGAN

The Pioneer of PDI Perjuangan News & The Voice of PDI Perjuangan. Website PDI Perjuangan, Blog PDI Perjuangan, Portal PDI Perjuangan, Situs PDI Perjuangan, Group PDI Perjuangan, Milis PDI Perjuangan, Mailing List PDI Perjuangan, Wiki PDI Perjuangan, Underbow PDI Perjuangan, Ormas PDI Perjuangan, Organisasi Sayap PDI Perjuangan.

Name:
Location: NEGARA KESATUAN, REPUBLIK INDONESIA, Indonesia

admint.pdiperjuangan@googlemail.com

Kirimkan Berita dan Foto Dari DPC/DPD Anda ke: admint.pdiperjuangan@googlemail.com. Berita yang menarik akan dimuat di website ini.

Friday, January 19, 2007

Supported Links !

  • Kumpulan Website PDI Perjuangan
  • JOIN MAILING LIST PDI PERJUANGAN 28
  • Hasil survei LSI memperlihatkan bahwa suara PDI Perjuangan cukup stabil dan ada kecenderungan naik.

    Survei LSI Tahun 2005 mengenai Opini Publik terhadap Popularitas Parpol


    Ditulis oleh Iman Suhirman (**)

    Kolom Pakar Pinter, Kamis, 12 Januari 2006

    Tidak terasa pemilu legislatif 2004 sudah hampir 2 tahun. Hasil pemilu resmi yang telah ditetapkan oleh KPU memastikan bahwa Partai Golkar memperoleh suara pemilu terbanyak dengan perolehan suara sebesar 21,6% disusul diurutan kedua oleh Partai PDI Perjuangan sebesar 18,6%. Pemilu legislatif 2004 juga memunculkan partai baru yang mampu menembus suara di atas 5% yaitu Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (pada pemilu 1999 bernama Partai Keadilan).

    Opini Publik terhadap partai PDIP, Demokrat dan Golkar versi LSI Tahun 2005


    Jika seandainya pemilu legislatif dilaksanakan hari ini apakah yang akan terjadi? Apakah Partai Golkar akan kembali memperoleh suara terbanyak ataukah PDI Perjuangan akan kembali mengambil alih. Apakah Demokrat dan PKS akan memberi kejutan baru?

    Temuan Survei
    Secara umum hasil temuan survei terakhir LSI pada bulan Desember 2005 memperlihatkan akan ada 3 kelompok partai dalam memperoleh suara, yaitu kelompok papan atas yang dihuni oleh Demokrat (16,5%), Golkar (14,2%) dan PDIP (14,1%); kelompok papan tengah yang dihuni hanya oleh PKB (7,3%) dan kelompok papan bawah yang berada didaerah zona degradasi (batas elektoral treshold) yang dihuni oleh PPP (3,9%), PAN (2,7%) dan PKS (2,4%); sementara partai-partai lain rata-rata di bawah 1%; dan undecided 35%.

    Selama tahun 2005 LSI melakukan beberapa kali survei opini publik untuk melihat popularitas parpol dimata publik. Hasilnya cukup mengejutkan, ternyata Partai Demokrat mampu menyodok keposisi atas sebagai parpol yang paling banyak dipilih oleh responden.

    Jika pada pemilu April 2004 yang lalu suara Partai Demokrat berada diurutan ketujuh dengan jumlah suara sebanyak 7,5%, maka pada survei LSI yang dilakukan pada bulan Januari 2005 sebanyak 28,5% responden menyatakan akan memilih Partai Demokrat. Suara Partai Demokrat dua kali lipat lebih besar dari suara Golkar maupun PDI Perjuangan. Ini sebuah fenomena yang luar biasa, responden yang mengaku akan memilih Demokrat hampir 4 kali lipat dari perolehan pada pemilu 2004. Apa yang membuat suara Partai Demokarat begitu melonjak pada survei bulan Januari 2005? Partai Demokrat adalah partai yang dibidani oleh SBY, sehingga figur SBY sangat menentukan bagi popularitas Partai Demokrat. Jika SBY bersinar maka suara Demokrat akan naik, tapi jika SBY meredup popularitasnya maka suara Demokrat akan ikut meredup pula. Pada survei bulan April suara Partai Demokrat turun menjadi 19,9%, penurunan suara Demokrat ini sangat terkait dengan kebijakan pemerintah SBY yang menaikan harga BBM pada bulan Maret. Partai Demokrat pada saat itu menjadi salah satu partai yang mendukung kenaikan harga BBM. Pada survei berikutnya yaitu pada bulan Juli suara partai Demokrat terkoreksi lagi menjadi 19,4% dan pada survei September dan Desember suara Demokrat turun menjadi 16,5%. Partai Demokrat adalah partai yang sangat ditentukan oleh ketokohan SBY, dari hasil survei LSI bulan Desember ada 43 persen responden yang memilih Partai Demokrat karena suka dengan tokoh/pemimpinya. Jika pemerintahan SBY mampu memperbaikin kondisi ekonomi dan mampu memberantas KKN maka pada pemilu 2009 suara Partai Demokrat akan tinggi dan akan menjadi pesaing berat bagi Golkar dan PDI Perjuangan, tetapi jika terjadi sebaliknya maka suara Partai Demokrat akan merosot.

    Partai Golkar pada pemilu 2004 memperoleh suara 21,6%, tetapi dari hasil survei LSI selama 2005 terlihat bahwa Partai Golkar mengalami stagnasi. Jika dirata-ratakan suara respondent yang memilih Golkar adalah 15,3%, suara ini lebih kecil 6% dari perolehan suara Golkar pada pemilu 2004. Meskipun Partai Golkar adalah partai pendukung pemerintah, bahkan ketua umumnya seorang Wakil Presiden tetapi dari grafik di atas bisa kita tafsirkan bahwa suara Golkar relatif stabil tidak dipengaruhi oleh isu harga BBM ataupun kinerja pemerintah. Berdasarkan data survei bulan Desember, dari semua responden yang memilih Partai Golkar ada 46,9% yang memilih Golkar karena alasan ”sudah terbiasa terbiasa memilih partai tersebut”, sedangkan yang menjawab karena alasan suka dengan visi/misi hanya 23,1%, bahkan yang memilih karena alasan suka dengan tokoh/pemimpinya hanya 7,7%. Bisa kita tafsirkan bahwa hampir setengah pemilih partai Golkar adalah pemilih tradisional yang tidak terpengaruh oleh isu terhadap Golkar, mereka adalah pemilih yang loyal pada Golkar. Hal ini sangat wajar karena selama 32 tahun pemerintahan Orde Baru, Partai Golkar telah menjadi parpol terbesar dengan infrakstur partai yang paling bagus dibandingkan partai peserta pemilu yang lain. Ke depan jika Partai Golkar tidak berbenah dari sekarang, akan sangat berat bagi Golkar untuk bisa menjadi pemenang pemilu pada masa mendatang.

    PDI Perjuangan adalah partai pemenang pemilu tahun 1999 dengan perolehan suara 33%, tetapi turun hampir separuhnya menjadi 18,6% pada pemilu 2004. Bagaimana suara PDIP Pejuangan jika pemilu diadakan hari ini? Hasil survei LSI memperlihatkan bahwa suara PDI Perjuangan cukup stabil dan ada kecenderungan naik. Sebagai partai besar yang secara tegas menyatakan oposisi terhadap pemerintahn Presiden SBY, suara PDI Perjuangan sangat dipengaruhi oleh isu dan opini publik terhadap masalah-masalah yang terkait dengan keberpihakan pada rakyat, salah satunya isu kenaikan harga BBM. Pada survei LSI bulan Januari 2005 suara reponden yang memilih PDIP hanya 13,5%. Tiga bulan kemudian pada survei bulan April suara PDIP naik menjadi 17,6%. Ini terkait dengan sikap PDIP yang menolak kenaikan harga BBM pada bulan Maret. Setalah isu kenaikan BBM tidak menjadi isu utama lagi dipublik PDIP sepertinya tidak mampu membangun opini bahwa dia adalah partai oposisi yang kritis, sehingga pada survei bulan Juli responden yang memilih PDIP turun sekitar 4,4% menjadi 13,2% bahkan pada survei LSI bulan September suara PDIP turun lagi menjadi 12,3%. Suara PDIP naik lagi ketika PDIP menjadi satu-satunya partai yang secara tegas menyatakan penolakan kenaikan harga BBM pada bulan september, efeknya suara PDIP naik lagi menjadi 14,1%. Data-data survei ini memperlihatkan bahwa PDIP sebagai partai oposisi sangat dipengaruhi oleh sikap partai terhadap apa yang terjadi dimasyarakat. Jika PDIP mampu menjadi oposisi yang kritis dan terus meningkat kinerjanya dalam memperjuangkan kepentingan rakyat, maka trend kenaikan suara PDIP akan terus berlanjut. Oposisi tidak hanya sekedar berbeda sikap pemerintah, tetapi oposisi juga adalah menjadi penyambung lidah rakyat diparlemen dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.

    PKB sebagai partai dengan basis kaum Nahdliyin relatif stabil perolehan suaranya. Perpecahan yang terjadi dikalangan elit PKB tidak berdampak seacara langsung pada perolehan suara PKB. Suara PKB pada survei time series LSI terlihat stabil dikisaran 7%. Survei ini tidak membedakan apakah responden memilih PKB Muhaimin atau PKB Alwi. Responden yang memilih PKB 95,5% berasal dari pulau Jawa dengan mayoritas 66% berasal dari Jawa Timur. Kekuatan PKB terletak pada pemilih tradisionalnya yaitu kaum Nahdliyin, dari survei LSI Desember 2005 diperoleh data bahwa 95% responden yang memilih PKB mengidentifikasikan dirinya sebagai anggota organisasi/jamaah Nahdatul Ulama (NU). Pada survei LSI bulan Desember 2005 ada pertanyaan yang ditujukan khusus pada responden Muslim “Apakah Anda merasa sebagai bagian dari organisasi/jamaah ….”, yang mengaku sebagai warga NU ada 34% , Muhammadiyah 6%, Persis 4%, lainnya 3% dan 50 mengaku bukan bagian organisasi Islam manapun. Jika PKB mampu merangkul mayoritas warga NU yang 34% maka PKB akan menjadi partai yang dengan suara yang significan.

    PKS adalah salah satu partai yang cukup fenomenal pada pemilu 2004 yang lalu, bahkan berhasil menghantarkan Hidayat Nur Wahid menjadi Ketua MPR. Harapan publik yang tinggi terhadap PKS sebagai partai yang bersih dan sangat anti KKN pada awalnya mampu mendongkrat suara PKS, pada survei LSI bulan Januari 2005 responden yang memilih PKS sekitar 10.1%. PKS yang sejak awal menjadi salah satu pendukung pemerintah sangat dipengaruhi oleh opini publik terhadap kinerja pemerintah. Ketika pemerintah menaikan harga BBM pada bulan Maret 2005 langsung berdampak pada suara publik yang memilih PKS. Pada survei bulan April suara PKS turun menjadi 6,8%, bahkan turun terus pada survei-survei LSI berikutnya. Pada survei LSI yang terakhir bulan Desember 2005 yang lalu perolehan suara PKS tinggal 2,4%. Sikap yang tidak jelas dari PKS ketika terjadi kenaikan harga BBM membuat partai ini ditinggal oleh konstituentnya. Kinerja PKS dalam memperjuankan kepentingan rakyat dimata responden turun cukup drastis. Pada Januari 2005 ada 14,1% responden yang menyebutkan bahwa PKS adalah partai yang paling sungguh-sungguh memperjuangkan kepentingan rakyat, tetapi pada survei Desember 2005 turun menjadi hanya 4,9% responden yang beranggapan demikian. Hal tersebut bisa menjelaskan kenapa suara PKS turun menjadi hanya 2,4%. Citra sebagai partai bersih tidak cukup untuk membuat suara PKS naik, bagi pemilih keberpihkan pada rakyat juga menjadi salah satu alasan memilih partai. Jika PKS tidak bisa mendongkrak opini publik bahwa PKS adalah partai yang memperjuangkan kepentingan rakyat maka pemilu 2009 akan menjadi pemilu terakhir bagi PKS, karena jika gagal memperoleh suara 3% ke atas maka pada pemilu berikutnya PKS harus ganti nama lagi.

    Bagaimana suara PPP dan PAN jika pemilu legislatif dilaksanakan hari ini? Suara PPP dan PAN memang tidak menggembirakan, responden yang akan memilih PPP hanya 3,9% dan yang memilih PAN hanya 2,7% jauh dari hasil pemilu 2004 yang lalu.

    Memang pemilu legislatif masih 3 tahun lagi dan dari hasil survei Desember 2005 itu masih menyisakan 35% pemilih yang belum menyatakan sikap (undecided voter), tetapi jika partai tidak berbenah dari sekarang, tidak peka pada opini rakyat maka pemilu 2009 akan menjadi hari penghukuman dimana rakyat tidak akan memilih mereka.

    Metodologi Survei
    Pemilihan sample (responden) menggunakan metode multistage random sampling. Pengumpulan pendapat dilakukan secara tatap muka langsung menggunakan kuesioner yang dibacakan oleh pewawancara yang sudah dilatih. Pada setiap survei, pengambilan data lapangan dilakukan secara serentak di 33 propinsi. Semua responden adalah orang dewasa yang berusia minimal 17 tahun atau sudah punya hak pilih. Survei time series LSI tahun 2005 rata-rata mempunyai margin error +/- 3% pada tingkat kepercayaan 95%.


    (**) Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI).

    Labels:

    0 Comments:

    Post a Comment

    << Home

    Subscribe to pdi-perjuangan_28
    Powered by groups.yahoo.com